-
Sore ini sy akan kultwitkan ttg urgensi atau keharusan kita, publik, utk ikut serta upaya pemberantasan korupsi melalui social media/socmed
-
Banyak diantara kita yg beranggapan bhw pemberantasan korupsi semata2 hny tggjwb KPK dan/atau pemerintah.
-
Padahal, kita ketahui bersama, KPK memiliki keterbatasan baik SDM, anggaran dan jaringan dlm upaya pemberantasan korupsi
-
Institusi utama pemberantasan korupsi tetap berada di Kejaksaan dan polri yg punya anggaran puluhan kali lipat dibandingkan KPK
-
Demikian juga dgn jumlah penyidik, KPK hanya punya 200 penyidik. Kejaksaan punya 17.000 dan Polri punya ratusan ribu penyidik
-
KPK juga saat ini sedang lumpuh. Sakit parah. Internalnya diobok2 dan anggotanya ada yg berkhianat. Banyak tangan2 jahat bermain di KPK
-
KPK dgn anggaran yg hanya 500 Milyar dan kondisinya saat ini, jelas tak mampu berbuat banyak berantas korupsi yg semakin menggila dimana2
-
KPK saat ini juga overload. Puluhan ribu laporan kasus korupsi menumpuk. Ga bisa diproses karena keterbatasan SDM dan anggaran
-
Jika rakyat tahu dan sadar betapa banyaknya kasus besar yg sampai saat ini masih menumpuk di Polri, Kejaksaan& KPK, pasti rakyat akan stress
-
Sementara itu kejaksaan dan polri juga jauh panggang dari api alias tak bisa diharapkan. Institusi mereka aja kotor penuh lumpur
-
Kasus suap Miranda yg kayak odonk2 itu saja adalah kasus 6 tahun yg belum juga jelas kemana arah penyelesaiannya. Apalagi rek gendut polisi
-
Kasus besar lain seperti kasus century, kasus IT KPU, kasus recovery migas, dll juga ga akan jelas penyelesaiannya
-
Jadi jangan pernah berharap banyak KPK bisa selesaikan kasus2 baru. Kasus lama saja masih antri panjang..bertahun2 baru disentuh
-
SBY sbg kepala negara dan presiden juga ga bisa kita harapkan. Dia yg dulu koar2 berdiri dibarisan terdepan& acungkan pedang, teryata dusta
-
SBY yg sebenarnya sebagai orang yg paling berkuasa, paling berwenang& punya kemampuan utk berantas korupsi ternyata presiden yg sangat lebay
-
SBY yg punya kendali terhadap kejaksaan dan polri seharusnya bs mendorong kedua instansi itu utk berantas korupsi. Tapi SBY malah sebaliknya
-
SBY saat ini menjadi sosok penghalang utama & beban terberat dlm upaya pemberantasan korupsi. SBY penyebab utama kegagalan berantas korupsi
-
Kasus2 korupsi besar saat ini tak telepas dari peran sekeliling SBY. Mereka jadi bagian terbesar mafia korupsi di negara ini.
-
Singkatnya : negara gagal total dalam upaya pemberantasan korupsi. Faktor utamanya adalah kepemimpinan SBY yg lemah, lamban, penakut
-
Media massa juga ga bisa diharapkan terlalu banyak. Masing2 media massa punya politik dan kebijakan sendiri. Ada kepentingan bisnis dll
-
Jadi salah satu pilihan pemberantasan korupsi dari sedikit pilihan yg tersisa adalah melalui socmed seperti twitter dan facebook
-
Socmed ini tdk bs disepelekan atau dipandang sebelah mata. Informasi2 terkait korupsi dan sejenisnya terbukti cukup efektif melawan korupsi
-
Ambil contoh kasus terbaru.. Ketika jumat kemaren saya kultwitkan kasus korupsi adik kandung menko hatta rajasa, malam itu juga info sampai
-
Semua pihak yg terkait langsung gemetar ketakutan dan menteri terkait langsung ngamuk2 marahi adik dan stafnya..suap dikembalikan.
-
KPK juga langsung bereaksi dan mulai pantau pelaksanaan tender proyek 2 Triliun di kementan. Intinya : keadaan berobah jd lebih baik
-
Content from Twitter
-
Demikian jg halnya dgn kasus2 korupsi yg pernah ditwitkan di twitland..ada usaha penyelamatan, tiarap, atau proses penyelidikan pd kasusnya
-
Kita tidak bisa dan tidak boleh abaikan pengaruh twitter atau fesbuk. Di timur tengah sdh terbukti mampu gulingkan regim korup dan zalim
-
Socmed dapat jadi pesan atau informasi berantai yg masuk menerobos ruang kerja sampai ruang tidur. Terbukti efektif
-
Efektifitas socmed ini mencukup banyak bidang..politik, sosial sampai bisnis. Itu sebabnya nilai ekomoni pengelola socmed luar biasa besar
-
Sebab itu, tak henti2 dan tak bosan2nya saya provokasi seluruh teman tuips utk turut berikan kontribusinya utk upaya penegakan hukum
-
Upaya penegakan hukum hny bs berhasil jk semua pihak tak henti terus teriakan kritik terhadap regim SBY yg penuh kebusukan& kemunafikan ini
-
Karena sesungguhnya melalui socmed kita terhubung satu sama lain. Dimana pun berada dan kapan saja. Ini sebuah kekuatan yg luar biasa besar
-
Kekuatan yg luar biasa besar ini harus kita manfaatkan sebesar2nya utk kemaslahatan rakyat, bangsa dan negara. Sayang jk tdk kita manfaatkan
-
Skrg ini pejabat2 tinggi kita juga mengawasi dan perhatikan lini massa di twitter atau di FB. Demikian juga seluruh komponen bangsa yg lain
-
Saya yakin, jika secara terus menerus kita mendesak SBY & para pemimpin kita utk kembali ke jalan yg benar, hati nurani mereka akan terusik
-
Demikian juga hati para penegak2 hukum kita. Setidaknya mereka merasa malu utk terus turut serta atau terlibat dalam praktek korupsi
-
Jika mereka ttp merasa tak terusik, tak malu& tetap mandi di kubangan lumpur tersebut, kita terus teriakan di socmed smpi mrk masuk penjara
-
Yg jelas, apapun yg kita lakukan, sekecil apapun kontribusi kita dlm upaya pemberatsan korupsi, insya Allah akan jadi amal ibadah kita
-
Tak ada kebaikan yg percuma. Tak perjuangan yg tak berhasil. Setidaknya di mata tuhan. Amiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar